Bisnis.com, JAKARTA — Badan usaha milik negara dan anak usaha diestimasi bakal memenangi lelang pengusahaan Rumah Sakit dr. Hasri Ainun Habibie di Gorontalo.
Pasalnya, pada tahap prakualifikasi di proyek tersebut, peserta yang lulus hampir seluruhnya dari kalangan BUMN.
Berdasarkan pengumuman Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dikutip Bisnis.com, Rabu (28/11/2018), dua konsorsium BUMN dinyatakan lulus prakualifikasi.
Mereka adalah konsorsium PT Adhi Karya Tbk.-PT Brantas Abipraya dan konsorsium PT Wijaya Karya Tbk.-PGAS Solution-RS Pelni.
Selain dua konsorsium itu, panitia lelang juga meluluskan dua BUMN lain, yaitu PT PP (Persero) Tbk. dan PT Nindya Karya (Persero). Tahap prakualifikasi RS Ainun Habibie digelar sejak 17 Oktober 2018 hingga 1 November 2018.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, tahap prakualifikasi sempat diulang karena pada tahap pertama Pemprov Gorontalo tidak mendapatkan peserta yang lulus.
Baca Juga
Peserta yang lulus prakualifikasi bakal bersaing untuk memperebutkan kontrak berdurasi 20 tahun dengan ketersediaan layanan (availability payment) sebagai skema pengembalian investasi. Badan usaha yang memenangi proyek diharuskan menyediakan modal minimal 30% dari perkiraan nilai proyek Rp802,14 miliar.
Secara umum, kerja sama pengembangan RS Ainun Habibie mencakup pembangunan, pengadaan alat medis dan nonmedis, serta pemeliharaan fasilitas kesehatan rumah sakit.
Selain itu, kerja sama juga meliputi pembangunan sistem informasi manajemen rumah sakit, peningkatan kapasitas tenaga medis dan nonmedis, serta perawatan insenerator.
Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengatakan bahwa pengembangan RS Ainun Habibie perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pasalnya, saat ini di Gorontalo tidak ada rumah sakit rujukan tipe B yang bisa menerima pasien rujukan BPJS.
"Kami ingin meningkatakan infrastruktur kesehatan, di antaranya RSUD Hasri Ainun Habibie. Namun, karena keterbatasan anggaran, dilakukan skema KPBU [kerja sama pemerintah dengan badan usaha]," jelas Rahim.