Bisnis.com, MAKASSAR - Defisit perdagangan Sulawesi Selatan per Juli 2018 telah menyentuh angka US$24,04 juta atau setara dengan sekitar Rp350 miliar.
Jika dibandingkan dengan dengan posisi periode yang sama tahun lalu, angka defisit perdagangan Sulsel itu membengkak hingga 119,74% atau jika dibulatkan menyentuh 120%..
Kondisi tersebut dipicu oleh kinerja eksportasi Sulsel yang lebih rendah dibandingkan dengan aktivitas importasi yang mencatatkan pertumbuhan relatif agresif.
Merujuk pada data BPS Sulsel yang dikutip Kamis (16/8/2018), nilai ekspor Sulsel Januari-Juli 2018 sebesar US$661,07 juta dengan pertumbuhan 14,53% secara tahunan (YoY).
Sementara itu, nilai impor Sulsel tumbuh lebih agresif pada level 16,49% (YoY) dengan realisasi mencapai US$685,11 juta sepanjang Januari-Juli 2018.
Posisi demikian serupa dengan periode Januari-Juli 2017 lalu, di mana nilai ekspor US$577,18 juta atau lebih rendah dibandingkan dengan impor yang mencapai US$588,12 juta.
Saat itu, defisit perdagangan Sulsel yang terbentuk mencapai US$ 10,94 juta atau setara dengan sekitar Rp170 miliar.
Secara umum, defisit perdagangan Sulsel yang semakin melebar pada tahun ini dipicu oleh pelemahan kinerja ekspor pada sejumlah komoditas utama.
Diantaranya seperti komoditas kakao yang terjerembab hingga 72,11% (YoY) dengan kontribusi hanya US$12,38 juta sepanjang Januari-Juli 2018.
Kemudian ada pula kelompok komoditas perikanan dan kelautan yang juga terkoreksi dalam hingga 59,46% (YoY) menjadi US$20,1 juta dalam kurun tujuh bulan tahun ini.
Beruntung, komoditas penyumbang utama ekspor Sulsel yakni nikel mencatatkan kinerja agresif pada tahun ini sehingga menahan terjadinya defisit yang semakin dalam.
Nikel sepanjang Januari-Juli 2018 ini memberikan kontribusi hingga US$453,96 juta dengan pertumbuhan secara tahunan sebesar 34,01%.
Menurut Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulsel Akmal, komoditas nikel memang memiliki peran sangat sentral dalam struktur eksportasi Sulsel selama ini.
Menurut dia, harga nikel yang semakin membaik pada tahun ini memberikan andil sangat signifkan terhadap kinerja perdagangan luar negeri Sulsel.
"Sepanjang Januari-Juli 2018 ini tidak seluruhnya defisit secara bulanan. Sulsel sudah tiga kali mencatatkan surplus pada sepanjang periode itu, dan semuanya karena kontribusi nikel yang semakin meningkat," katanya.