Bisnis.com, MAKASSAR - Performa okupansi hotel di Kota Makassar pada semester pertama 2018 cenderung masih tertahan dengan rata-rata keterisian 55% hingga 60%.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga mengatakan kondisi tersebut merupakan imbas dari posisi Makassar yang hanya bergantung pada event atau MICE.
"[Semester pertama] okupansi masih data-datar saja dengan hunan antara 55% dan maksimal di angka 60%, tetapi diharapkan akan ada perbaikan lagi," katanya Selasa, (24/7/2018).
Tren perbaikan angka okupansi, lanjut Anggiat, terlihat pada bulan ini di awal semestr kedua 2018 dan diperkirakan hanya bertahan hingga akhir Juli 2018 nanti.
Dia menjelaskan, perbaikan okupansi perhotelan pada Juli 2018 ini bakal dipengaruhi olegh beberapa agenda MICE skala besar yang teragendakan seperti kegiatan nasional dokter ahli bedah, IPPAT dan jalan santai Sahabat Rakyat Indonesia pada pekan terakhir Juli.
"Tetapi itu masih sifatnya periode tertentu saja, bukan menjadi ukuran kinerja okupansi hingga akhir tahun ini," ujar dia.
Baca Juga
Dengan demikian, pihaknya masih pesimistis kinerja okupansi perhotelan di Makassar sebagai basis industri perhotelan di Sulsel masih berada pada level yang relatif tertahan pada tahun ini.
Selain itu, Makassar masih bertumpu pada penyelenggaraan MICE dan belum menjadi salah satu destinasi pilihan bagi wisatawan lantaran sektor pariwisata .
Hal tersebut cenderung bertolak belakang dengan penghargaan yang diterima oleh Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto dari Kementerian Pariwisata pada ajang penganugrahan Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Awards 2018.
Makassar bahkan menerima dua penghargaan yakni sebagai jajaran 10 kota terbaik nasional serta Top-1 dari masing-masing provinsi di Indonesia dalam performansi, inovasi dan komitmen membangun pariwisata daerah.
"Sebagai daerah tujuan wisata, potensi wisata yang ditawarkan Makassar memang sangat beragam. Mulai dari wisata sejarah, bahari, budaya, kuliner, dan pendidikan," klaim Ramdhan Pomanto.
Selain itu, lanjut dia, fasilitas pendukung kepariwisataan Makassar juga sangat memadai dengan tersedia lebih 200 hotel berbintang dan non bintang.
Kemudian pula, pariwisata Makassar juga didukung dengan berkembangnya Industri kreatif yang mencapai 3.113 pelaku komunitas yang berkreasi pada 430 industri kreatif Makassar.