Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Transaksi Nontunai Sulut Bergerak Lambat

Bank Indonesia melihat pertumbuhan transaksi nontunai di Sulawesi Utara bergerak lambat dibandingkan dengan daerah lain. Padahal, hal ini menjadi salah satu aspek penting dari implementasi Gerbang Pembayaran Nasional pada Mei 2018.
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, MANADO – Bank Indonesia melihat pertumbuhan transaksi nontunai di Sulawesi Utara bergerak lambat dibandingkan dengan daerah lain. Padahal, hal ini menjadi salah satu aspek penting dari implementasi Gerbang Pembayaran Nasional pada Mei 2018.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara (Sulut), Soekowardojo mengatakan pergerakan transaksi nontunia di luar Bumi Nyiur melambai lebih cepat. Terlebih, beberapa bantuan pemerintah pusat disalurkan secara nontunai.

“Apalagi di Jawa itu kalau bayar tol pakai nontunai sehingga geliatnya lebih cepat. Secara statistik, daerah-daerah lain di luar Sulut kayaknya lebih cepat [pergerakan transaksi nontunainya],” ujar Soekowardojo, Selasa (17/4/2018).

Pertumbuhan Transaksi Nontunai Sulut Bergerak Lambat

Saat ditanya terkait angka pertumbuhannya, pihaknya mengaku masih mengumpulkan data. Namun, dia menyebut nilai transaksi nontunai untuk BNI selama sebulan sekitar Rp200 miliar. Sementara, BRI e-commerce, mencatatkan kenaikan di atas 10%. Angka-angka itu sebenarnya sudah cukup bagus.

Menurutnya, upaya pendorongan transaksi nontunai berpeluang besar di mulai dari Manado. Apalagi, jika melihat porsi kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di Manado mengambil porsi 60% dari keseluruhan Sulut.

Salah satu program yang berpotensi meningkatkan transaksi nontunai ini yakni pembagian kartu uang elektronik secara gratis bagi masyarakat yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU. Promo ini berlaku mulai Rabu (18/4/2018) hingga dua bulan ke depan.

Sejalan dengan upaya peningkatan transaksi nontunai itu, pihaknya memastikan beberapa perbankan sudah siap melaksanakan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Mereka – yang memiliki induk di Jakarta – sudah akan menerbitkan kartu ATM berlogo GPN berlambang burung garuda warna merah.

Soekowardojo mengatakan implementasi GPN akan memberikan efek positif karena harus ada interkoneksi dan interoperabilitas. Interkoneksi ini memungkinkan satu kanal dibaca oleh kanal lain, seperti ATM, EDC, dan uang elektronik.

Sementara, interoperabilitas memungkinkan pengunaan infrastruktur satu bank bisa digunakan untuk bank laim. Dia memberi contoh, untuk penggunaan ATM dan EDC bisa digunakan untuk setiap perbankan.

“Yang paling kelihatan itu di EDC. Kalau kita di belanja pakai uang elektronik tertentu atau kartu debet tertentu kan EDC-nya harus itu. Nanti, cukup satu EDC bisa baca semuanya. Di tol pun juga nanti begitu,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler