Bisnis.com, MANADO—Permintaan ekspor produk gagang cengkih asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dari berbagai negara cukup tinggi, dan harus dimanfaatkan oleh pengekspor di daerah tersebut.
"Kebanyakan pembeli (importir) gagang cengkih Sulut berasal dari Jepang, Belanda, Jerman, Turki," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Jenny Karouw di Manado, Selasa (20/3/2018).
Jenny mengimbau kepada petani dan masyarakat pada saat panen cengkih, gagangnya jangan dibuang.
"Biasanya masyarakat hanya menjadikan gagang cengkih sebagai limbah, padahal mampu mendatangkan devisa bagi negara," katanya.
Ia menjelaskan di tahun 2017, Sulut telah mengekspor gagang cengkih sebanyak 41 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 47.037 dolar Amerika Serikat (AS).
Ia mengatakan jumlah ini hanya berdasarkan pengurusan surat keterangan asal (SKA).
Ia menjelaskan, sudah saatnya petani cengkih di Sulut untuk lebih mengoptimalkan hasil panen lainnya, seperti gagang cengkih, karena ternyata harganya cukup baik.
Realisasi ekspor gagang cengkih ke beberapa negara tersebut menjadi hal yang menarik untuk petani Sulut.
"Kalau selama ini petani hanya mengenal buahnya, dengan adanya ekspor gagang membuka peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.
Pemerintah, katanya, akan terus memfasilitasi dan mencarikan pasar pasar baru untuk semua komoditas unggulan Sulut.