Bisnis.com, MAKASSAR—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan terus mendorong para petani untuk meningkatkan kualitas dan daya saing komoditas rumput laut agar bisa menghadapi tantangan yang berkembang ke depan.
Kepala DKP Provinsi Sulsel Sulkaf S Latief di Makassar, Selasa (20/3/2018), mengatakan dengan kualitas dan daya saing maka tentunya akan mempengaruhi harga produksi rumput laut tersebut.
"Di samping fokus mempertahankan produksi rumput laut, kami juga konsisten untuk menjaga mutu rumput laut karena dengan kualitas yang bagus maka harganya akan lebih tinggi," ujarnya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas rumput laut, kata dia, dilakukan beberapa hal di antaranya dengan pengembangan kawasan budi daya rumput laut berbasis klaster, dan pengembangan kebun bibit rumput laut hasil kultur jaringan.
"Selain itu, pengembangan sistem kebun bibit rumput laut yang memenuhi estetika dan kaidah ramah lingkungan, serta telah digunakan secara luas oleh pembudidaya," ujarnya.
Ia mengatakan wilayah perairan di Sulsel memiliki banyak titik pengembangan dan produksi rumput laut, bahkan mencapai ribuan titik wilayah pesisir mulai dari Kabupaten Wajo hingga Bantaeng.
Latief juga mengatakan optimistis pencapaian target ekspor hasil laut tahun 2018 sebesar 164.945 ton atau jauh lebih tinggi dibandingkan volume ekspor pada 2017 yang mencapai 123.435 ton.
Target ekspor hasil laut tersebut, kata dia, mencakup seluruh produksi perikanan unggulan yang ada di wilayah Sulsel terutama komoditas udang, ikan tuna, cakalang, gurita, dan termasuk rumput laut.
Untuk merealisasikan target tersebut, pihaknya telah menyiapkan berbagai program di antaranya sosialiasasi kepada para nelayan untuk bisa menjaga mutu produk usahanya agar tetap segar atau memenuhi persyaratan ekspor.
"Kami terus rutin melakukan sosialisasi tentang arti pentingnya memperhatikan mutu hasil tangkapan, sebab biar ukuran dan jenis masuk kategori, namun kondisinya tidak segar tentu tidak memenuhi syarat ekspor," ujarnya.